UKURAN VENTILASI SEBAGAI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN TUBERKULOSIS DI KECAMATAN CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN

Penulis

  • Yuli Desi Amalia Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan
  • Esty Febriani Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan
  • Lely Wahyuniar Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Kuningan

DOI:

https://doi.org/10.5281/zenodo.11517538

Kata Kunci:

Ventilasi, Tuberkulosis, Usia

Abstrak

Latar Belakang: Penyakit Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang masih masih menjadi beban di  berbagai negara, salah satunya di indonesia. Menurut Global Tuberculosis Report 2021 World Health Organization, kejadian TBC relatif stabil sekitar 10 juta kasus per tahun. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara kondisi fisik lingkungan rumah dengan kejadian Tuberkulosis berdasarkan kelompok usia. Metode: penelitian ini menggunakan desain penelitian mix methode dengan sampel penelitian semua pasien Tuberkulosis tahun 2021 yang berusia diatas 15 tahun. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi menggunakan alat ukur dan wawancara mendalam. Hasil: terdapat hubungan antara Kepadatan hunian rumah, ukuran ventilasi, kelembaban, suhu ruangan, pencahayaan dan jenis lantai dengan kejadian Tuberkulosis (p < 0,05). Variabel yang paling dominan yang berhubungan dengan kejadian Tuberkulosis yaitu ukuran ventilasi dengan OR =6,146. Kesimpulan: Ukuran ventilasi yang tidak memenuhi syarat mengakibatkan suhu ruangan menjadi rendah, kelembaban tinggi, pencahayaan kurang dan jika disertai dengan kepadatan hunian, jenis lantai tidak kedap air dan dinding transparan maka akan meningkatkan potensi penularan TBC di kelompok usia produktif. Kerja sama lintas sektor termasuk masyarakat, diharapkan untuk memperbaiki situasi lingkungan terutama memastikan ventilasi sesuai standard perlu dilakukan untuk pencegahan penularan TBC.

Referensi

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian RI tahun 2018. (2018). Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas).

Dewi, R. R. K., & Juniyarti, J. (2021). Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis Paru pada Usia Produktif di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Durian. Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia (MPPKI), 4(4), 517-523.

Dinas Kesehatan Jawa Barat. (2019). Profil Kesehatan Jawa Barat 2019.

Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat. (2020). Profil Kesehatan Jawabarat.

Hidayat, R., Bahar, H., & Ismail, C. S. (2017). Skrining dan Studi Epidemiologi Penyakit Tuberkulosis Paru di Lembaga Pemasyarakatan Kelas II A Kendari Tahun 2017. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Kesehatan.

Hidayati, A., & Darni, Z. (2018). Penerapan Pendidikan Kesehatan Perawatan TB Paru. JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi), 2(2), 10-25.

Indriyani N, Istiqomah N, A. M. (n.d.). Hubungan Tingkat Kelembaban Rumah Tinggal dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kecamatan Tulis Kabupaten Batang. Unnes J Public Health, 3(5), 214–20.

Jendra F.J Dotulong, M. R. S. G. (2015). ubungan faktor risiko umur, jenis kelamin, dan kepadatan hunian dengan kejadin TB paru di desa wori kecamatan wori. Kedokteran Komunitas Dan Trop, 3(57).

Kaligis, G. I., Pinontoan, O. R., & Joseph, W. B. (2019). Faktor kondisi lingkungan fisik rumah yang berhubungan dengan kejadian tuberkulosis paru di Kelurahan Pakowa Kecamatan Wanea Kota Manado. Kesmas, 8(6).

Kemenkes 2014. (n.d.). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.

Kemenkes RI. (2020). Profil Kesehatan Indonesia 2020.

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2021). Profil Kesehatan Indonesia. IT - Information Technology, 48. https://doi.org/https://doi.org/10.1524/itit.2006.48.1.6

Nurjana MA, Kesehatan BL, Labuan K, D. K. (2015). Faktor Risiko Terjadinya Tuberkulosis Paru Usia Produktif ( 15- 49 Tahun ) Di Indonesia. Media Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan, 25(3), 163– 170.

Perdana, A. A., & Putra, Y. S. (2018). Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Rumah terhadap Kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Panjang, Lampung. Jurnal Kesehatan, 9(1), 46–50.

Pratama BY, Budiarti LY, L. D. (2013). Karakteristik lingkungan fisik rumah dengan kejadian TB paru. Dunia Keperawatan J Keperawatan Dan Kesehatan, 1(1), 16–23.

Sikumbang, R. H., Eyanoer, P. C., & Siregar, N. P. (2022). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Tb Paru Pada Usia Produktif Di Wilayah Kerja Puskesmas Tegal Sari Kecamatan Medan Denai. Ibnu Sina: Jurnal Kedokteran Dan Kesehatan-Fakultas Kedokteran Universitas Islam Sumatera Utara, 21(1), 32–43.

Simbolon, D. (2007). Faktor risiko tuberculosis paru di Kabupaten Rejang Lebong. Kesmas: Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional (National Public Health Journal), 2(3), 112–119.

Sriratih, E. A., Suhartono, S., & Nurjazuli, N. (2021). ANALISIS FAKTOR LINGKUNGAN FISIK DALAM RUANG YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI NEGARA BERKEMBANG. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 9(4), 473–482.

WHO. (2018). Global Report Tuberculosis Geneva: World Health Organization 2018.

WHO. (2021). Global Tuberculosis Report.

Zuryati, M., & Setiyono, E. (2022). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Dengan Media Audio Visual Terhadap Pengetahuan Kader Dalam Upaya Penemuan Kasus TB. Perspektif, 1(3), 237-244.

Unduhan

Diterbitkan

2024-06-07

Cara Mengutip

Amalia, Y. D., Febriani, E., & Wahyuniar, L. (2024). UKURAN VENTILASI SEBAGAI FAKTOR PENYEBAB KEJADIAN TUBERKULOSIS DI KECAMATAN CIAWIGEBANG KABUPATEN KUNINGAN. Journal of Midwifery and Health Administration Research, 4(1), 1–14. https://doi.org/10.5281/zenodo.11517538

Terbitan

Bagian

Artikel